Nunukan - Camat Sebatik, Haji Junaidi, berharap pemerintah bisa memberikan perhatian terhadap bangunan kantor dan rumah jabatan Camat Sebatik. Sebab kondisinya sangat memprihatinkan.

“Rumah jabatan camat sudah tidak layak huni,” ujar Junaidi, Selasa (22/6/2010)

Untuk rumah jabatan, selain plapon yang sudah mulai jebol, WC juga dalam keadaan buntu. Kondisi demikian juga dialami bangunan Kantor Camat yang beralamat di Desa Tanjung Karang ini. Selain mengalami kerusakan di sejumlah bagian bangunan, halaman kantor juga tak henti-hentinya terendam air.

“Halaman kantor penuh air, di sini banjir terus halamannya. Harusnya ini segera di timbun dan diberikan paving blok. Ini sudah lama terjadi tapi belum diperbaiki. Maunya Dinas Pekerjaan Umum Nunukan bisa melihat kondisi kami di sini, jangan cuma tandatangan SPPD saja baru datang sama Camat Sebatik,” keluhnya.

Bangunan kantor dinilai sudah sangat sempit sehingga membuat suasana kerja tidak kondusif. Karena itu, kata Junaidi, sudah selayaknya diadakan penambahan ruangan di Kantor Camat Sebatik.

“Tidak ada ruangan Sekcam. Kepala seksi-kepala seksi juga kepenuhan sehingga harus ada penambahan ruangan kerja. Masak camatnya sudah oke, penampilan kantor camat masih begini?” katanya.

Dari seluruh Kantor Camat di Kabupaten Nunukan, hanya Kantor Camat Sebatik yang belum pernah di rehabilitasi. Bangunan tersebut merupakan peninggalan Pemerintah Kabupaten Bulungan.

“Memang di sini paling memperhatinkan. Bangunan belum pernah direhabilitasi sama sekali sejak jaman Bulungan,” katanya.

Persoalan lain yang diharapkan bisa menjadi perhatian Pemkab Nunukan yakni pembangunan Balai Pertemuan Umum (BPU). Bangunan itu dinilai sangat penting untuk pelaksanaan acara-acara pemerintahan.

“Masak Kecamatan Sebatik Barat yang merupakan hasil pemekaran Sebatik sudah punya gedung BPU, sementara di Sebatik harus menyewa gedung kalau ada acara? Seperti pelantikan pegawai negeri sipil (PNS) yang lalu, kami harus menyewa ruangan di Hotel Anyiar,” katanya. (*)