Menikmati suasana Pantai Eching Nunukan.


Nunukan
- Meskipun Pemkab Nunukan telah menegaskan jika Pantai Eching merupakan tanah milik negara, namun pengusaha Nunukan, Haji Ramli tidak akan menghentikan proyek pembangunan sarana wisata yang kini sedang berjalan.

Ia mengklaim, tanah yang akan digunakan untuk sarana wisata tersebut adalah sah miliknya. Hal tersebut dibuktikan dengan akte jual beli yang pengalihannya dilakukan tahun 2006. Akte tersebut ditandatangani Camat Nunukan, Sudi Hermanto. "Ada surat-suratnya saya pegang," kata Ramli, Senin (21/6/2010).

Sejak awal tanah itu merupakan milik Ramli. Namun, tanah itu kemudian dijual kepada Haji Abdullah. Rencananya Abdullah akan menggarap sarana wisata di kawasan tersebut. Hanya saja Pemkab Nunukan menolak memberikan izin dengan alasan, kawasan tersebut masih termasuk tanah milik negara.

Belakangan tahun 2004, Haji Ramli kembali mengambil alih kepemilikan tanah tersebut dan secara resmi terjadi pengalihan pada tahun 2006. Ramli memberikan kompensasi dua mobil mewah kepada Abdullah atas pengalihan kembali tanah tersebut.

Untuk pembangunan sarana wisata di pantai tersebut, Haji Ramli menyiapkan dana sebesar Rp 6 miliar. Ia menawarkan kepada Pemkab Nunukan untuk bersama-sama mengelola pantai tersebut.

"Harusnya kan Pemkab Nunukan bersyukur kepada pengusaha, karena ada yang mau berbuat. Sebagai warga Nunukan dan pengusaha, saya merasa prihatin karena Pemkab Nunukan tidak mengelola pantai ini dengan baik. Kalau mau kerjasama boleh saja, nanti dananya kita sama-sama. Kalau lahan itu mau dibeli juga boleh asalkan harganya layak," katanya.

Rencananya sarana wisata yang akan dibangun ini akan dikomersialkan kepada setiap warga yang berkunjung.

Ramli dengan investasi sebesar Rp 6 miliar akan membangun sarana wisata yang lengkapi dengan permainan anak-anak dan sejumlah cottage yang memungkinkan warga menginap untuk menikmati suasana pantai di malam hari.

Untuk kebutuhan jajanan para wisatawan, akan disediakan restoran mewah yang menyediakan berbagai aneka hidangan. Dengan begitu, untuk berwisata, mereka tidak perlu lagi harus membawa bekal dari rumah.

"Untuk pembangunan ini arsiteknya kita datangkan dari Makassar. Kemungkinan nanti akan dibangun kolam renang air tawar dan air asin di sekitar pantai ini. Dengan investasi murni sebesar Rp 6 miliar, kami juga akan membuat sarana outbond dan futsal," kata Ramli.

Saat ini proyek tersebut sudah berjalan dan diperkirakan rampung kurang dari setahun. (*)