Dua remaja sedang memetik buah terap di Sungai Fatimah, Nunukan.



Nunukan -
Sejumlah buah khas yang tumbuh di Nunukan saat ini mulai langka. Diantara buah itu yakni buah tengkawang dan buah kapul. Dulunya buah yang rasanya manis tersebut dengan mudah dijumpai di kawasan hutan Nunukan. Namun seiring dengan lajunya deforestrasi, buah-buah tersebut sudah sangat sulit dijumpai.


Buah lainnya yang juga jarang ditemui di daerah lain namun masih banyak dijumpai di Nunukan adalah buah terap. Populasi tanaman ini juga mulai berkurang. Hanya di kawasan tertentu di Pulau Nunukan terap bisa di temui.

Terap memiliki daun lebar mirip dengan pohon jati. Ranting-rantingnya rapuh sehingga mudah patah saat dipanjat. Buahnya bulat berwarna kuning dan pada permukaan kulitnya terdapat bulu-bulu pendek dan keras seperti lidi.

Kuliat buah yang sudah matang mudah pecah apabila terjatuh. Buahnya yang manis berwarna putih mirip dengen buah cempedak. Hanya saja biji terap yang terdapat dalam daging buah jauh lebih kecil daripada cempedak. Dalam setiap buah terdapat puluhan daging buah yang menempel pada kulitnya sama seperti cempedak.

"Buah terap ini jumlahnya sudah mulai berkurang. Makanya kalau nantinya Pramuka sudah memiliki bumi perkemahan, rencananya di sana akan kita tanami buah-buah khas Nunukan seperti tengkawang, lai, terap," kata Wakil Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Nunukan, Hermansyah. (*)