Provinsi Jambi akan dijadikan salah satu daerah percontohan membangun kawasan hutan. Pengelolaan kawasan ini akan melibatkan masyarakat yang bermukim di sana. "Dengan sistem ini, tujuannya tidak hanya menjadikan hutan tetap lestari, tapi juga sekaligus membantu meningkatkan tarap hidup masyarakat", kata Arfan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi.

Untuk mendanai program itu, Pemerintah Australia, menurut Arfan, bersedia mengucurkan biaya 30 juta dolar Australia atau setara Rp 250 miliar. Dipilihnya Provinsi Jambi, karena kondisi hutan di daerah ini dinilai masih relatif cukup baik, terutama di beberapa kawasan hutan di taman nasional, hutan adat dan taman hutan rakyat.

Provinsi Jambi ini akan membangun kawasan hutan kering. Sementara daerah lain yang dipilih dan mendapatkan bantuan, yakni Provinsi Kalimantan Timur, khusus kawasan hutan gambut. Tujuannya, merupakan bentuk kepedulian pemerintah Australia mengurangi emisi karbon sebagai penyebab pemanasan secara global.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer, pekan lalu, mengakui jika pihaknya benar-benar serius untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam upaya membangun kawasan hutan. "Kami sangat ingin melakukan kerjasama untuk masalah ini, tapi kami juga tidak memaksa. Bila pemerintah Indonesia juga memiliki pemikiran dan keinginan yang sama, kenapa tidak", ujar Farmer.

Didy Wurjanto, Pelaksana Tugas Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi, menyatakan, banyak keunytungan bisa dipetik dari rencana program ini nanti. "Saya pikir tidak hanya dapat membangun kembali kawasan hutan yang telah rusak sekaligus mampu melestarikannya. Dalam kegiatannya nanti masyarakat akan diikut sertakan dalam pengelolaannya, namun tiidak diperkenankan lagi membuka lahan perkebunan atau pertanian dengan mengguna cara membakar", katanya.

Beberapa kawasan hutan yang dianggap masih cukup baik di daerah ini dan butuh pelestarian serius, seperti Taman Nasional Kerinci Sebelat, Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Taman Nasional Bukit Duabelas, Taman Nasional Berbak, beberapaka kawasan hutan adat dan Taman Hutan Rakyat.

Dikatakan Didy, dengan memiliki kawasan hutan yang baik, diharapkan pula nantinya karbon yang dihasilkan hutan di Provinsi Jambi akan bisa dijual ke negara maju lainnya. Dengan kata lain, maka akan dapat menambah peningkatan pendapatan, baik bagi daerah maupun masyarakat sendiri.