Nunukan- Satu persatu mantan siswa SMA di Nunukan mengungkapkan kebobrokan dan kecurangan saat berlangsungnya ujian nasional (UN). Salah seorang alumni SMA di Nunukan juga membenarkan jika para peserta UN menerima jawaban dari salah seorang guru di sekolahnya.

Ia menjelaskan, saat berlangsungnya UN dilakukan koordinasi antara guru dan siswa. Dalam setiap ruangan ditunjuk dua orang koordinator yang akan menerima jawaban untuk selanjutnya disebarkan kepada rekan-rekannya dalam ruangan. Jawaban ini selain disampaikan lewat secarik kertas, bisa juga diberikan melalui pesan singkat.

“Kita memang melakukan koordinasi dengan guru. Kemudian nanti dikelas ada yang ditunjuk sebagai koordinator. Kalau waktu kami, dua orang ditunjuk untuk menerima jawaban. Dua orang ini membawa handphone, tentunya dengan operator yang berbeda. Satu menggunakan kartu Telkomsel, satu pakai Mentari. Ini untuk mengantisipasi jangan sampai jaringan salah satu operator hilang,” ujar narasumber yang menolak namanya disebutkan, Minggu (21/3/10).

Oknum guru yang ditunjuk pihak sekolah mengerjakan jawaban di salah satu ruangan di sekolah. Kira-kira setengah jam setelah peserta menerima jawaban, mereka akan menerma jawaban melalui pesan singkat.

“Makanya sekitar setengah jam setelah soal dibagikan, peserta tidak mengerjakan apa-apa dalam kelas. Semuanya diam menunggu jawaban,” ujarnya.