Jakarta - Masyarakat terlalu serakah, dan tidak bijaksana dalam menghadapi serta mengelola alam sehingga akhir-akhir ini banyak bencana melanda masyarakat, kata pakar lingkungan Jatna Supriatna .

"Masyarakat terlalu serakah, mengambil terlalu banyak, dan lupa memelihara alam," sesal Jatna yang adalah Wakil Presiden Conservation International, lembaga pegiat perlindungan lingkungan di Indonesia.

Dosen jurusan Biologi Universitas Indonesia yang disebut "Nabi Nuh dari Batang Toru" oleh Thomas L. Friedman dalam buku 'Hot, Flat, and Crowded' ini mengatakan, masyarakat dan pemerintah sebagai regulator sudah melupakan warisan kebijaksanaan lokal.

"Lihat orang-orang tua kita dulu, tidak pernah membangun rumah di lereng atau di kaki bukit," katanya.

Dia meminta pemerintah mengambil langkah serupa itu degan membuat kebijakan yang mencegah masyarakat mendirikan bangunan di lahan kritis dan suaka.

"Setelah bencana baru bergerak," sindirnya.

Akan tetapi, imbuh doktor bioantropologi itu, hubungan manusia dengan alam bisa diperbaiki dengan memperlakukan alam seperti ibu atau dalam istilahnya "mother earth."

"Jika kita memperlakukan alam seperti ibu, maka alam akan mengayomi kita. Alam akan menyediakan segalanya bagi kita," demikian Jatna.