Nunukan Penekindi- Banyaknya angka anak putus sekolah yang diungkapkan anggota Komisi I DPRD Nunukan, Hermanus dinilai sebagai bentuk kegagalan pemerintah melaksanakan program wajib belajar.

"Bisa jadi kalau diadakan penelitian, masih lebih banyak lagi anak yang putus sekolah di Nunukan," ungkap Ketua Serikat Pelajar Nunukan, Diansyah, Kamis (18/3/10).

Diansyah mengatakan pendidikan gratis yang dilaksanakan melalui program wajib belajar belum disertai sarana dan prasarana pendukung seperti buku, pakaian sekolah, sepatu, termasuk sarana transportasi menuju sekolah. "Dalam kesulitan ekonomi tentu banyak orang tua yang tidak mampu membiayai kebutuhan diluar tanggungjawab pemerintah,"ujarnya.