NUNUKAN - Aksi para buruh ilegal yang beroperasi di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, terus dikeluhkan para penumpang. Namun hingga kini, aparat terkait tidak menertibkan buruh ilegal tersebut.

Belasan buruh ilegal ini biasanya beroperasi setiap kedatangan speedboat dari Tawau, Malaysia maupun dari Tarakan. Saat speedboad tiba, mereka ramai-ramai loncat ke speedboat, meskipun motoris belum menambatkan tali di pelabuhan. Selain menginjak barang penumpang, para buruh ini juga mengangkat paksa barang-barang penumpang tanpa meminta persetujuan pemiliknya.

Setelah itu, mereka memaksa meminta uang kepada penumpang dengan tarif Rp 5.000 per potong barang. Jika tidak memberikan sesuai yang mereka minta, barang tidak akan diserahkan kepada pemiliknya. Hal inilah yang membuat kesal para penumpang.

"Saya tidak pernah menyuruh mereka mengangkat barang saya, tapi kenapa tiba-tiba diangkat? Para buruh ini juga memaksa saya untuk membayar dengan tarif yang mereka tentukan sendiri. Harusnya kan ada tawar-menawar dengan saya," kata Ani, penumpang asal Tarakan.

Ani heran, karena aparat terkesan membiarkan aksi para buruh liar tersebut. Padahal jelas-jelas penumpang sudah dirugikan. Aksi para buruh ilegal yang meloncat di atas speedboat juga sangat membahayakan keselamatan penumpang yang belum turun ke pelabuhan. Sebab seringkali speedboad oleng ke samping karena banyaknya buruh yang berada di atas. Pantuan Tribun Kaltim, rata-rata buruh liar ini merupakan anak-anak umur belasan tahun.