Kongres rumput laut sedunia ke-20 di Mexiko menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan kongres yang ke-21 atau The XXI ISS (International Seaweed Symposium) yang akan digelar di Bali pada 2013.

"Salah satu keputusan penting adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan International Seaweed Symposium (ISS) XXI yang akan dilaksanakan di Bali 2013," kata ketua Umum asosiasi Rumput Laut Indonesia (ALRI), H. Safari Azis Husain saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Safari Azis sedang berada di Meksiko untuk menghadiri ISS XX yang berlangsung sejak 22 s/d 26 Februari 2010. Dalam acara ini delegasi Indonesia diwakili oleh 5 orang yang mewakili komunitas rumput lndonesia yakni: H. Safari Azis Husain (Ketua Umum ARLI), Dr. Ian Niesh (Jasuda Net - perwakilan LSM), Soerianto Kusnowirjono (PT. Agarindo Bogatama - Industri Agar), Dr. Grevo Gerung (Universitas Sam Ratulangi-perwakilan scientist), H. Djusdil Akrim (PT. Bantimurung Indah - Industri Karaginan).

Lebih lanjut Azis mengatakan, dengan ditetapkannya Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan ISS XXI menunjukkan Indonesia dinilai memiliki potensi yang besar dalam pengembangan budidaya rumput laut.

Menurut Azis, berdasarkan data hasil pemetaan yang dilakukan pakar dari Filipina, Dr. Anicia Q. Hurtado, menyatakan, terdapat 11 titik sentra produksi rumput laut dunia untuk jenis E. Cottonii yang berada di sepanjang garis Khatulistiwa khusus di kawasan Coral Triangle yang meliputi ASEAN hingga ke Papuan Nugini (PNG) dan Kepulauan Pasifik.

"Enam titik utama diantaranya berada di kawasan Timur Indonesia yang tersebar dari selat Makassar, Sulut-Sulteng, NTT, Maluku hingga ke Papua," kata Azis.

Dengan adanya data tersebut, menunjukkan besarnya potensi Kawasan Timur Indonesia (KTI) kedepan sangat strategis dan cukup menentukan terhadap kebutuhan komsumsi rumput laut dunia yang terus menunjukan indikasi trend yang cukup signifikan.

Menurut Azis, isu positif ini diharapkan tidak menjadi euporia sesaat, akan tetapi harus menjadi tantangan buat KTI khususnya Sulawesi Selatan untuk lebih meningkatkan produktifitas dan kualitas produk serta pengelolaan pengembangan dari pihak pemerintah dan swasta. ISS XX di Meksiko ini dihadiri delegasi 45 negara, termasuk Indonesia.