Nunukan - Koordinator Persiapan Serikat Mahasiswa Nunukan (KP-SMN) Surabaya, Saddam Husin menilai, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Nunukan yang digelar tahun depan belum tentu menjadi solusi mengatasi kesulitan yang dialami warga di daerah ini.

“Bukan rahasia lagi, para wakil rakyat yang bergabung di partai politik akan menjalankan ritual lima tahunan mereka yaitu berlomba menarik dan mencari simpati rakyat agar dapat dipercaya untuk mengatur dinamika kehidupan negeri ini ditahun–tahun yang akan datang. Mereka yang hampir 90 persen makhluk oportunis ini akan berlomba demi sebuah kekuasaan dan kepercayaan untuk meraih suara rakyat agar dapat mendukung mereka sepenuhnya,” ujarnya, Minggu (25/7/2010).

Pasca Pemilukada Nunukan, hak rakyat kembali diabaikan. Rakyat akan kembali pada kesulitan dengan berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan mereka sebagai warga negara. Ironisnya, ditengah kesulitan itu biasanya dan selalu pasti tidak ada lagi wajah–wajah sopan dan bersahaja dari para politisi yang tadinya sempat menabur janji dan mimpi– mimpi manis yang menggiurkan rakyat.

“Setelah itu mereka mengatakan ritual sudah selesai, sampai jumpa lagi.
Dan lagi–lagi Rakyat akan mengalami kembali masa-masa menyedihkan ketika harus antre sembako atau BLT serta harga BBM yang melambung tinggi. Dan Selalu saja, ketika dalam suatu pesta demokrasi politik dimaknai sebagai sebuah usaha meraih kekuasaan, prinsip bagi-bagi kekuasaan pun muncul di antara partai-partai yang menamakan diri pejuang bagi rakyat, ujung-ujungnya, disamping berbagi kekuasaan, mereka pun berbagi duit, seperti yang terjadi pada para koruptor yang kebanyakan justru berasal dari kalangan wakil-wakil rakyat itu,” katanya. (*)