Yusuf H Kanna seorang warga Nunukan mengaku lebih memilih tabung gas seberat 15 kilogram bermerek Petronas dari Malaysia. "Biar mahal tapi kualitas dan keselamatannya terjamin," ujarnya.
Sejumlah pemilik warung juga mengaku lebih memilih tabung gas Malaysia, daripada harus menerima tabung gas bersubsidi dari pemerintah. Mereka khawatir, tabung yang tipis tersebut dapat saja meledak. Apalagi selama ini sudah banyak warga di daerah lain yang menjadi korban akibat meledaknya tabung gas bersubsidi.
Selama puluhan tahun, warga Nunukan memang memanfaatkan tabung maupun liquid petrolium gas (LPG) dari Malaysia. Gas produk ini dinilai lebih aman dan terjamin kualitasnya. Selama ini di Nunukan belum ditemukan kasus meledaknya tabung gas asal Malaysia.
Tingginya penggunaan LPG asal Malaysia membuat sejumlah penyalur gas di Nunukan melakukan aksi borong. Sebab gas asal Malaysia selama ini selalu laku terjual, sejak minyak tanah mulai sulit didapatkan di pasaran.
Meskipun demikian ada juga warga yang bersedia menggunakan tabung subsdidi tersebut. Trisno seorang pedagang kaki lima mengaku akan menggunakan gas subsidi jika ia benar-benar kebagian. "Soal meledak atau tidaknya tabung gas itu tergantung dari cara menggunakannya.
Kalau memasang gas asal-asalan, biar tabung gas apapun yang digunakan bisa meledak," ujarnya. Kantor Kecamatan Nunukan selaku pihak yang diberikan kepercayaan menyalurkan tabung gas bersubsidi itu hingga kini masih melakukan pembicaraan terkait rencana penyaluran tabung gas bersubsidi dimaksud. "Kami masih melakukan pembicaraan dengan penyalur tabung gas tersebut.
Sebab masih banyak warga Nunukan yang menolak penggunaan tabung gas bersubsidi dimaksud," kata Zuraedah.
0 Comments Received
Leave A Reply