Nunukan - Pegawai Sekretariat DPRD Kota Tarakan, Ibrahim Rusli, Selasa (3/7) hari ini akan melakukan aksi nekat berenang melintasi selat antara Pulau Sebatik menuju ke Tawau, Sabah, Malaysia. Dalam aksinya itu, pria berusia 45 tahun ini diperkirakan menempuh waktu sekitar tiga jam.

Haji Herman, tokoh masyarakat Kecamatan Sebatik yang memfasilitasi rencana tersebut mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan untuk acara yang menjadi rangkaian HUT RI tersebut.

Bagi pihak Malaysia, program itu dinamakan Kebersihan Laut Malaysia. "Nanti finish-nya di Sabindo, Tawau. Sampai di sana ada pengalungan bunga. Kami dapat informasi bahwa acara ini akan diliput khusus Televisi 3 (TV3) Malaysia. Pejabat di Tawau juga akan hadir pada acara itu," sebutnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kantor Penghubung Konsulat Jenderal RI Sabah di Tawau. Setidaknya sudah dua kali digelar rapat di Kantor Penghubung Tawau, untuk mematangkan rencana itu.

Orang luar bisa saja berpikiran jika warga Indonesia di perbatasan RI-Malaysia di Pulau Sebatik, lebih condong mencintai negara tetangga. Kenyataannya semangat nasionalisme warga di Kecamatan Sebatik dan Sebatik Barat di pulau itu tak kalah dengan warga di daerah lainnya.

Sejak memasuki bulan Agustus, nuansa hari ulang tahun (HUT) RI tahun ini lebih terasa ketimbang saat kita berada di ibukota Kabupaten Nunukan. Ribuan bendera merah putih berkibar di angkasa Pulau Sebatik, saat Tribun menginjakkan kaki, Sabtu (31/7) lalu di pulau yang terbelah dua menjadi milik RI dan Malaysia tersebut.

Ribuan warga khususnya di Kecamatan Sebatik Barat selama sehari benar-benar hanya terkonsentrasi pada tiga kegiatan yang digelar untuk menyongsong hari kemerdekaan.

Paginya, ribuan warga termasuk pelajar SMP dan SMA serta anggota TNI yang bertugas di perbatasan mengikuti lomba lari merah putih. Lomba lari itu menempuh jarak sepanjang 10 kilometer mulai dari Pos Marinir, Desa Balansiku hingga ke Puskesmas Sungai Lapio, Desa Setabu.

Acara kemudian berlanjut di siang harinya dengan gelaran lomba gerak jalan indah yang diikuti para pelajar mulai tingkat sekolah dasar hingga SMA. Warna-warni atribut para peserta turut menyemarakkan acara tahunan ini. Gegap gempita lagu mars perjuangan mengiringi setiap derap langkah para remaja yang berbaris menunjukkan kelebihannya masing-masing.

Suara yel-yel dari barisan regu Pramuka ikut menambah kebisingan sepanjang jalan yang dilalui peserta. Acara penutupan pertandingan sepak bola yang sudah digelar sebulan terakhir, menjadi penutup acara pada Sabtu itu.

Bagi warga Sebatik, menggelar acara tahunan menjelang HUT RI justru akan menggugah kesadaran nasionalisme mereka. "Meskipun kami berada di perbatasan negara, namun kami tetap nasionalis. Kegiatan yang kami laksanakan selama memperingati hari kemerdekaan ini sebagai bukti bahwa kami tetap cinta Indonesia," kata Haji Herman, seorang tokoh masyarakat Sebatik yang kerap menjadi sponsor pelaksanaan kegiatan di pulau tersebut.

Antusiasme warga dibuktikan dengan keikutertaan mereka pada sejumlah kegiatan yang digelar. Tak hanya berpartisipasi dengan ikut dalam perlombaan maupun pertandingan, warga di pulau itu bahkan rela morogoh kocek guna disisihkan untuk membiayai seluruh kebutuhan panitia.

"Dana kegiatan ini tidak sedikit yang berasal dari partisipasi para pengusaha di Sebatik. Alhamdulilah dana yang berhasil kita kumpulkan juga cukup besar sehingga banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan," kata Abdul Kadir, seorang Panitia HUT RI di Pulau Sebatik.