Nunukan – Sejumlah partai politik di Nunukan yang menginginkan adanya perubahan mulai menjajaki kemungkinan mengusung satu pasangan Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Nunukan pada Pilkada Nunukan tahun 2011.
"Kami sudah siap menghadapi pilkada. Kami siap untuk perubahan, kami siap menghadapi calon dari partai penguasa. Kemungkinan partai-partai pro perubahan di Nunukan hanya mengusung satu calon. Di sini kita bicara dalam konteks idealisme untuk mewujudkan perubahan, makanya partai-partai pro perubahan siap bersatu," kata anggota DPRD Nunukan dari Partai Amanat Nasional, Muhammad Saleh.
Menurut Saleh, saat ini pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai termasuk Partai Golkar.
"Karena ini kepentingannya untuk perubahan, maka saya sebagai orang pertama yang mencetuskan sebuah kaukus, membangun komunikasi dan persepsi yang sama dengan tokoh-tokoh yang diwacanakan untuk maju sebagai calon bupati. Kita harus komunikasikan sekaligus mendorong agar hanya satu calon yang kita usung secara bersama-sama. Jadi yang bertarung cuma dua calon," katanya.
Selain menggandeng partai-partai besar yang memiliki kursi di parlemen, pihaknya juga menggandeng pimpinan partai-partai gurem yang memang mengharapkan adanya perubahan di Nunukan.
Saleh menyatakan siap mundur dari bursa pencalonan pada Pilkada Nunukan 2011 mendatang, jika nantinya partai-partai pro perubahan di Nunukan mengusung calon lain.
"Demi perubahan, saya legowo. Tanpa jadi calon saya tetap siap. Kita lihat hasil survei independen, siapa yang berpeluang maju. Kalau memang hasil survei ternyata saya belum beruntung, maka saya siap mendukung calon lain. Bahkan saya siap menjadi ketua tim sukses," ujarnya.
Saleh melihat, perubahan harus diwujudkan di Nunukan. Sebab selama 10 tahun berdiri, hampir tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan. Warga masih mengeluhkan pelayanan publik seperti sulitnya pengurusan KTP, surat nikah dan akta kelahiran.
"Yang penting konsep kita pro perubahan. Ini kan luar biasa perasaan masyarakat, tidak merasa bangga sebagai warga Nunukan," ujarnya.
Dari komunikasi yang dibangun dengan sejumlah partai politik, ada keinginan dari partai-partai ini untuk bersatu.
"Kelihatannya partai-partai itu nuansanya seperti begitu. Bahwa masih ada wacana calon-calon lain akan maju biarkan dulu itu bergulir. Nanti pada saatnya kita pertemukan semuanya, kita satukan. Jadi kemungkinan nanti yang akan maju di pilkada satu dari partai penguasa, satu dari partai pro perubahan dan satu independen. Paling banyak tiga. Syukur-syukur kalau cuma dua saja yang maju," ujarnya.
"Kami sudah siap menghadapi pilkada. Kami siap untuk perubahan, kami siap menghadapi calon dari partai penguasa. Kemungkinan partai-partai pro perubahan di Nunukan hanya mengusung satu calon. Di sini kita bicara dalam konteks idealisme untuk mewujudkan perubahan, makanya partai-partai pro perubahan siap bersatu," kata anggota DPRD Nunukan dari Partai Amanat Nasional, Muhammad Saleh.
Menurut Saleh, saat ini pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai termasuk Partai Golkar.
"Karena ini kepentingannya untuk perubahan, maka saya sebagai orang pertama yang mencetuskan sebuah kaukus, membangun komunikasi dan persepsi yang sama dengan tokoh-tokoh yang diwacanakan untuk maju sebagai calon bupati. Kita harus komunikasikan sekaligus mendorong agar hanya satu calon yang kita usung secara bersama-sama. Jadi yang bertarung cuma dua calon," katanya.
Selain menggandeng partai-partai besar yang memiliki kursi di parlemen, pihaknya juga menggandeng pimpinan partai-partai gurem yang memang mengharapkan adanya perubahan di Nunukan.
Saleh menyatakan siap mundur dari bursa pencalonan pada Pilkada Nunukan 2011 mendatang, jika nantinya partai-partai pro perubahan di Nunukan mengusung calon lain.
"Demi perubahan, saya legowo. Tanpa jadi calon saya tetap siap. Kita lihat hasil survei independen, siapa yang berpeluang maju. Kalau memang hasil survei ternyata saya belum beruntung, maka saya siap mendukung calon lain. Bahkan saya siap menjadi ketua tim sukses," ujarnya.
Saleh melihat, perubahan harus diwujudkan di Nunukan. Sebab selama 10 tahun berdiri, hampir tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan. Warga masih mengeluhkan pelayanan publik seperti sulitnya pengurusan KTP, surat nikah dan akta kelahiran.
"Yang penting konsep kita pro perubahan. Ini kan luar biasa perasaan masyarakat, tidak merasa bangga sebagai warga Nunukan," ujarnya.
Dari komunikasi yang dibangun dengan sejumlah partai politik, ada keinginan dari partai-partai ini untuk bersatu.
"Kelihatannya partai-partai itu nuansanya seperti begitu. Bahwa masih ada wacana calon-calon lain akan maju biarkan dulu itu bergulir. Nanti pada saatnya kita pertemukan semuanya, kita satukan. Jadi kemungkinan nanti yang akan maju di pilkada satu dari partai penguasa, satu dari partai pro perubahan dan satu independen. Paling banyak tiga. Syukur-syukur kalau cuma dua saja yang maju," ujarnya.
0 Comments Received
Leave A Reply